Nilai Seni Kerajian Keramik Jenggala Bali Tak Kalah dengan Keramik Impor

23-12-2019 / KOMISI VI
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih saat meninjau Pusat Kerajinan Keramik Jenggala di Denpasar, Bali. Foto : Riyan/mr

 

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih menyoroti serbuan keramik impor dari China ke Indonesia. Menurutnya, dari segi harga, keramik Bali memang kalah bila dibandingkan dengan keramik dari China. Tapi jika dilihat dan dibandingkan nilai seninya, hasil akhir keramik Bali memiliki nilai seni yang tinggi, mengingat terdapat sentuhan budaya Bali dalam keindahan keramiknya.

 

“Meskipun handmade, keramik di Jenggala, Bali memiliki kelebihan yaitu dari segi hasil akhir keramik yang memiliki nilai seni yang tinggi. Keramik karya seniman bali banyak dikoleksi dan dipesan langsung oleh hotel-hotel bintang lima. Sehingga mampu bersaing dari serbuan keramik impor dari China,” tutur Gde Sumarjaya Linggih saat meninjau Pusat Kerajinan Keramik Jenggala di Denpasar, Bali (20/12/2019).

 

Ia menjelaskan posisi Bali yang menjadi tujuan wisatawan dunia, menjadi salah satu nilai tambah dalam pemasaran keramik di Jenggala. Banyak wisatawan asing maupun lokal yang langsung berkunjung ke pusat kerajinan. “Banyak wisatawan yang berkunjung ke Keramik Jenggala ini, wisatawan juga bisa langsung melihat proses pembuatan keramik disini,” tutur politisi dapil Bali ini.

 

Sementara Anggota Komisi VI lainnya I Nyoman Parta menuturkan, kerajinan keramik di Jenggala sangat banyak jenisnya. Pembeli memiliki banyak pilihan ketika ingin membeli keramik. Ia juga mengapresiasi perhatian perusahaan terhadap karyawan yang bekerja di pabrik keramik tersebut karena sudah memberikan upah diatas upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Bali.

 

“Saya sangat senang melihat perhatian pemilik perusahaan ke pekerja, tidak hanya memberikan upah diatas UMK Bali, mereka juga memberikan menanggung kepesertaan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan untuk para pekerja,” tutur Nyoman. (rh/es)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...